INDONESIA DALAM KACAMATA DUNIA
Oleh : Nur Alvya
Negara Indonesia mempunyai letak geografis yang
strategis, diapit dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudra (Hindia dan
Afrika). Terdapat pula lintasan garis khatulistiwa, tepatnya di kota Pontianak,
Kalimantan Barat, sehingga tercipta negara Indonesia beriklim tropis dengan dua
musim, kemarau dan penghujan. Disamping itu, letak geografis yang strategis
dapat mencetak Indonesia menjadi jalur menguntungkan dalam trasportasi perdagangan dunia. Betapa
beruntungya bangsa Indonesia, tanpa harus jauh-jauh datang keluar negeri sudah
dapat bertemu bule dan berinteraksi dengan mereka lewat transaksi perdagangan.
Negara Indonesia memiliki kekayaan alam yang
melimpah ruah dibandingkan negara lainnya, maka tak heran jika rasa syukur
bangsa Indonesia melebihi bangsa-bangsa lainnya. Mereka tak perlu bersusah
payah mengimpor aneka buah, cukup dengan pergi ke kebun, memetik, lalu
menikmatinya. Lain halnya negara-negara Arab yang mengimpor tanah tropis dan
tumbuh-tumbuhan dengan biaya besar, hanya demi merasakan layaknya hidup di bumi
yang permai nanhijau bukan di planet merkuriaus yang gersang, panas, dan tak ada
kehidupan di sana. Namun bukan berarti Indonesia berhasil menisbatkan diri
menjadi satu-satunya negara eksportir kekayaan alam terbesar di dunia. Terbukti
Mesir telah menjadi negara eksportir terbesar mangga, apel, dan anggur. Berawal
dari teknologi perkebunan, mereka mampu mendesain dan menciptakan lingkungan
layaknya di Indonesia.
Sebuah kekayaan lain yang terselip pada jiwa
tanah air Indonesia sebagai karakter masyarakatnya adalah kebudayaan.
Kebudayaan masyarakat di setiap daerah berbeda, namun mereka tetap dalam satu
kesatuan ya’ni berdarah dan berkebangsaan satu di tanah air Indonesia. Tak ada
kebudayaan di negara lain melebihi Indonesia, tak ada kebudayaan kenduri,
jagongan, ater-ater, dan semua tradisi lain sebagai kenyamanan hidup selain di
Indonesia.
Jika ditinjau dari segi sejarah penduduk
Indonesia merupakan keturunan homo sapiens. Namun terdapat pula homo erectus
yang pernah mendiami daerah jawa. Dari
pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia bukanlah
keturunan murni antara dua jenis manusia purba tersebut. Sebuah omongan dalam
masyarakat, kualitas satu orang Jepang sama dengan lima orang Indonesia, tiga
orang Jepang sama dengan satu orang korea, sehingga satu orang korea setara
dengan lima belas orang Indonesia. Bukan berarti masyarakat Indonesia malas
berpikir dan bekerja. Berdasarkan realita saat ini tak sedikit warga negara
Indonesia yang rela meninggalkan tanah air hanya untuk memenuhi sesuap nasi
untuk keluarganya.
Masyarakat Indonesia memiliki karakter
kepemimpinan yang tinggi. Dikatakan orang Indonesia bisa memimpin tidak hanya
di Indonesia bahkan di dunia. Pernyataan ini di dukung dengan banyaknya anak
Hong Kong yang bisa bershalawat yang diajari para TKW Indonesia. Sungguh hebat
ibu-ibu Indonesia, sebagian besar mereka tidak hanya mengurusi urusan keluarga,
mencuci, menyapu, memasak, dan lain-lain. Tetapi mereka juga membantu mencari
nafkah keluarga, bahkan tak sedikit diantara mereka yang keluar negeri untuk
mengaih sekail rezeki demi keluarga. Di negeri Hong Kong para TKW (asal Blitar,
Pasuruan, dan lain-lain) diwajibkan mendidik anak-anak Hong Kong dengan durasi
waktu delapan sampai sepuluh jam. Mereka mengajarkan suatu hal yang mereka
bisa, shalawat adalah salah satu hal yang menjadi andalan mereka. Sehingga tercetak
sekitar 100 sampai 200 anak Hong Kong yang pandai bershalawat. Seandainya
anak-anak muslim Indonesia meluangkan waktu untuk belajar shalawat lebih
mendalam tentu akan menyokong Indonesia yang sebagian besar berpenduduk muslim
itu mejadi negara yang benar-benar terbukti derajat keislamannya.
Masyarakat Indonesia gemar sekali dengan yang
namanya dunia music, joget, tari, dan lain-lain. Bangsa Indonesia sangat
menghargai hasil karya cipta bangsa lain. Mereka menyukai bahkan sangat senang
mempelajari kebudayaan bangsa lain tak terkecuali seni music. Tak heran jika
orang Indonesia bisa bernyanyi dengan berbagai cengkok. Grup band Wali
misalnya, lagu pop, dangdut, arab pun bisa dikuasainya. Contoh lain grup band
Ungu dan ST12 yang tak kalah saing, mereka bisa berdendang ala melayu, inggris,
dan sebagai ciri khas bangsa Indonesia yaitu lagu dangdut. Kita tahu tak ada
penyanyi luar negeri yang mampu berdendang layaknya Ayu Ting Ting yang saat ini
sedang nge-hits di dunia
intertainment. Mereka cenderung berlagu dengan cengkok yang lurus-lurus. Karena
itu tak sedikit acara televise yang menayangkan acara ajang mencari bakat
masyarakat kita.
Kemungkinan jumlah qori’ Indonesia lebih besar
dibandingkan qori’ dari negara arab. Bisa dilihat dari banyaknya santri pesantren
Indonesia yang mengumandangkan ayat suci Al-Qur’an, nasyid, shalawat, dan
kitab-kitab kuno yang lebih dikenal dengan istilah kitab kuning dengan berbagai
lagu yang bisa melahirkan gaya tarik estetika bagi yang mendengarkannya. Itulah
salah satu faktor pendukung Indonesia menjadi leader di dunia. Namun yang masih menjadi tanda tanya besar untuk
kita sebagai masyarakat Indonesia adalah mengapa kita masih ragu dan malu untuk
mewujudkannya.
Masyarakat Indonesia terpandang memiliki unggah
ungguh dalam segala tindakannya. Cinta Laura yang popular dengan logat bulenya
pernah mengatakan “saya senang di Indonesia. Tiap ketemu kerabat atau sahabat
selalu disapa “hello?” atau ”hai?”. Di sana saya jarang menjumpai layaknya
solidaritas di Indonesia”. Kalau kita suka nonton sinetron orang-orang barat,
coba perhatikan cara mereka berbicara dengan orang lain, mereka seperti tidak
memerhatikan namun mereka bisa connect dengan apa yang mereka dengarkan. IQ
mereka tergolong tinggi sehingga mereka mampu memahami pembicaraan lawan
bicaranya walaupun terlihat tidak memerhatikan. Namun tak dapat dipungkiri,
memang setiap kelebihan selalu diiringi dengan kekurangan.
Setiap makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT
adalah seorang pemimpin walaupun toh
hanya untuk dirinya sendiri. Masyarakat Indonesia memiliki bakat untuk menjadi
seorang pemimpin baik untuk negaranya sendiri ataupun pemimpin dalam forum yang
berskala internasional. Namun kapan kita akan melangkah menuju puncak dunia.
Akankah kita terus berdiam diri dalam ketinggalan dan keterbelakangan. Kita
mempunyai modal untuk mewujudkannya, hanya saja kita kurang mempunyai keyakinan
yang kuat untuk melaksanakannya. Percaya diri adalah kunci pertama untuk
menumbuhkan keyakinan. Dengan percaya diri menjalankan segala apa yang diperintahkan
agama dan semua yang bernilai benar dalam tradisi rakyat, dimungkinkan
seseorang akan mempunyai ketegasan dalam bertindak karena dia memiliki pedoman
dalam segala aspek kehidupannya. Dan itulah sifat utama yang dalam harus ada
dalam jiwa seorang pemimpin yang berwibawa. Lain dari pada itu efisiensi
pengetahuan seseorang juga sangat diperhitungkan dalam diri seorang pemimpin.
Pengetahuan yang luas akan memengaruhi cara pandang seseorang dalam segala
tingkah lakunya. Karena itu, kita perlu melatih diri dengan terus belajar baik
belajar dalam jenjang pendidikan formal ataupun belajar dari nilai-nilai kemasyarkatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar